Malam Jumat, 29 Maret 2012. Malam ini saya sedang membuka
dan sekilas membaca kembali dokumen-dokumen dari coretan refleksi pribadi
maupun cerita-cerita renungan dan ternyata nemu
salah satu artikel renungan bagus yang kebetulan saya simpan. Pertama kali saya
membaca renungan ini adalah saat saya di tingkat dua. Yah, berarti sekitar satu
setengah tahun yang lalu. Nah, muncul pemikiran daripada artikel ini disimpen
sendiri, ada baiknya artikel ini saya ketik kembali dan saya share di blog saja.
Dan inilah ceritanya:
TENTANG BAPAK
Renungan kali ini merupakan sedikit sharing yang semoga
membuat kita ingat tentang perjuangan orang tua khususnya bapak kita yang telah
membesarkan kita hingga sampai ke tempat ini. Mungkin beberapa teman tahu
tentang tulisan ini, tapi tak ada salahnya bila PC (Pectria Crew, nama redaksi
– pen)
sharingkan di Pectria.
Sedikit cerita masa laluku yang masih selalu ku ingat,
“Pada waktu itu aku masih duduk di bangku
SD, seperti biasanya, setiap sore aku bermain bersama dengan teman-teman di
dekat rumah. Akan tetapi, pada waktu itu teman-temanku banyak yang ingin
bermain sepeda padahal aku belum punya sepeda. Jelas aku sebenarnya tak ingin bermain
sepeda. Tapi, karena semua temanku ingin bermain sepeda aku pun tidak bisa
berbuat apa-apa. Aku terpaksa mengikuti keinginan teman-temanku untuk bermain
sepeda meski tanpa sepeda. Apa yang aku lakukan? Aku mengikuti mereka dengan
berlari hanya untuk dapat bercanda dan bermain bersama. Tanpa aku sadari
ternyata ayahku melihat ku yang hanya bisa berlari mengikuti teman-temanku yang
bersepeda. Entah apa, tapi pandangannya padaku saat itu berbeda. Dan esoknya
ayahku memberikanku sebuah sepeda baru.”
Itulah sedikit cerita sederhanaku tentang bapak dan kita
pasti mempunyai cerita masing-masing tentang bapak.
Bapak yang
takkan tega melihat anaknya lebih rendah dari yang lainnya,
Bapak yang mau
mengalah untuk membahagiakan anaknya,
Bapak yang
takkan ingin anaknya merasakan hal yang tidak mengenakkan yang pernah ia
rasakan pada masa kecilnya dulu,
Bapak yang
rela memberikan segalanya demi kelancaran masa depan anaknya,
Bapak yang
ingin melihat anaknya melebihinya di masa depan.
BANYAK YANG BAPAK BERI,
TAK BANYAK YANG BAPAK MINTA.
IA HANYA INGIN KITA
BERHASIL DALAM HIDUP KITA.
marakke kelingan bapak owk, T,T
BalasHapusCry me a rive please
BalasHapus